Sebagian investor menganggapnya sebagai ladang emas digital, banyak juga yang tak siap dengan naik turunnya harga yang ekstrem, tidaknya kamu wajib tahu alasan utama mengapa pasar crypto sangat volatile.
Baca Juga : 7+ Cara Mengamankan Cryptocurrency Kita dari Hacker
Nah, sebagai trader dan investor yang sudah lebih dari satu dekade menyelami dunia crypto, forex, dan saham, saya ingin mengajak kamu memahami lebih dalam: kenapa sih aset crypto bisa begitu volatile?
1. Tidak Ada Fundamental yang Stabil
Berbeda dengan saham yang punya laporan keuangan, laba bersih, hingga dividen yang bisa dianalisis, atau obligasi yang punya bunga tetap, kebanyakan crypto — terutama altcoin — tidak memiliki dasar fundamental yang kuat. Nilai dari aset crypto sebagian besar bergantung pada kepercayaan pasar, adopsi teknologi, dan hype komunitas.
Beberapa project memang punya utilitas, seperti Ethereum dengan smart contract-nya atau Solana dengan kecepatan transaksinya, tapi tetap saja belum ada cash flow yang bisa dijadikan tolok ukur nilai riil. Inilah kenapa harga crypto bisa naik 30% dalam sehari hanya karena tweet dari tokoh terkenal, atau anjlok karena berita negatif tanpa ada perubahan fundamental.
2. Pasar Masih Baru dan Likuiditas Rendah
Crypto bisa dibilang sebagai “remaja” dalam dunia keuangan. Market-nya masih berkembang, dengan total kapitalisasi pasar yang jauh lebih kecil dibanding saham global atau emas. Karena market-nya kecil, pergerakan harga bisa lebih mudah digoyang oleh pemain besar.
Bayangkan kamu mengaduk kopi dalam cangkir kecil — sekali putar saja, gelombangnya besar. Nah, itulah gambaran pasar crypto. Para whale (investor besar) dan exchange bahkan bisa mengguncang harga hanya dengan satu order besar. Di sinilah risiko manipulasi sangat tinggi, terutama untuk coin-coin kecil dengan volume perdagangan rendah.
3. Harga Sangat Dipengaruhi oleh Berita dan Sentimen
Crypto adalah aset yang sangat news-driven. Sebuah rumor tentang regulasi di negara besar atau pernyataan dari tokoh seperti Elon Musk bisa langsung mengguncang harga. Ini terjadi karena pelaku pasar di crypto, termasuk investor ritel, sangat responsif terhadap informasi — bahkan sebelum kebenaran informasi itu bisa divalidasi.
Misalnya, saat ada kabar bahwa ETF Bitcoin disetujui oleh SEC, harga bisa langsung melonjak. Tapi begitu klarifikasi muncul bahwa itu hoaks, harga pun langsung ambruk. Market bereaksi lebih cepat daripada di sektor keuangan tradisional, menciptakan kondisi yang sangat fluktuatif.
4. Leverage Memperparah Swing Harga
Salah satu alasan utama kenapa crypto begitu volatile adalah karena banyak trader yang menggunakan leverage besar — bahkan hingga 125x! Ini gila jika dibandingkan dengan pasar saham, yang umumnya lebih konservatif soal leverage.
Ketika banyak trader over-leverage dan harga bergerak melawan posisi mereka, maka akan terjadi liquidation cascade. Artinya, posisi mereka ditutup secara otomatis, mempercepat penurunan atau kenaikan harga secara drastis. Situasi ini sering menyebabkan flash crash atau parabolic spike yang membuat jantung investor ritel copot.
5. Volume Perdagangan 24/7
Berbeda dengan pasar saham yang hanya buka di jam kerja dan libur di akhir pekan, pasar crypto buka 24 jam, 7 hari seminggu, termasuk hari libur nasional. Artinya, tidak ada waktu “istirahat” bagi pasar untuk mencerna berita atau merespons situasi ekonomi secara perlahan.
Kondisi ini membuat reaksi pasar seringkali impulsif. Di saat volume perdagangan rendah (misalnya di akhir pekan), satu order besar saja bisa mengguncang harga. Itulah mengapa kamu sering lihat harga crypto “gila” di hari Sabtu atau Minggu malam.
Lalu, Apa yang Bisa Dilakukan?
Volatilitas bukanlah musuh jika kamu tahu cara mengelolanya. Sebagai trader atau investor, kamu bisa mengadopsi beberapa strategi berikut:
-
Gunakan Risk Management Ketat: Selalu tentukan batas kerugian (stop loss) dan jangan tergoda menggunakan leverage besar jika kamu belum ahli.
-
Diversifikasi Portofolio: Jangan taruh semua uangmu di satu coin. Sebar risiko ke beberapa aset termasuk stablecoin.
-
Time in the Market, Not Timing the Market: Jika kamu investor jangka panjang, fokuslah pada akumulasi (misalnya lewat DCA) daripada mencoba menebak titik tertinggi atau terendah.
-
Jangan Panic Sell: Pahami bahwa volatilitas adalah bagian dari karakter crypto. Panik hanya akan membuat kamu menjual di harga rendah.
Baca Juga : Strategi Jitu Menghadapi Market Choppy, Tetap Cuan di Tengah Volatilitas Tinggi
Kesimpulan
Crypto memang penuh dengan kejutan. Tapi di balik semua volatilitas itu, tersimpan peluang yang luar biasa. Kunci suksesnya? Tetap tenang, paham risikonya, dan punya strategi yang matang. Volatilitas bisa jadi teman terbaik atau musuh terbesar — tergantung bagaimana kamu menghadapinya.