5 Cara Mencari Project DeFi yang Bagus untuk Investasi Jangka Panjang

5 Cara Mencari Project DeFi yang Bagus untuk Investasi Jangka PanjangKalau kita bicara tentang dunia kripto, salah satu sektor yang nggak pernah sepi dari sorotan adalah Decentralized Finance (DeFi). Dari awal kemunculannya, DeFi selalu jadi magnet dalam setiap fase bull run.

Baca Juga : 4 Strategi Exit di Crypto yang Wajib Kamu Ketahui Sebelum Market Turun di 2025

Alasannya simpel: DeFi menawarkan sesuatu yang lebih dari sekadar trading token, yaitu inovasi finansial yang benar-benar bisa mengubah cara orang bertransaksi dan berinvestasi. Ada ribuan project yang muncul, tapi hanya segelintir yang bertahan dan memberi keuntungan besar bagi investornya.

Nah, supaya kamu nggak salah langkah, mari kita bahas beberapa cara penting untuk melakukan valuasi dan memilih project DeFi yang potensial.

1. Lakukan Analisa On-Chain

Di dunia crypto, data on-chain adalah harta karun. Berbeda dengan saham atau forex, semua transaksi di blockchain bersifat transparan dan bisa dipantau siapa saja. Trader profesional biasanya menggunakan platform seperti Nansen, Arkham, DeBank, atau Bubblemaps untuk melacak pergerakan dana besar.

Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan:

  • Active Users: semakin banyak pengguna aktif, semakin sehat pula ekosistemnya. Project yang user-nya stagnan biasanya kurang sustainable.
  • TVL (Total Value Locked): TVL yang stabil atau meningkat menunjukkan kepercayaan investor terhadap protokol.
  • CEX/DEX Inflow: arus dana masuk/keluar dari exchange bisa menjadi petunjuk tentang kepercayaan market terhadap sebuah token.

Intinya, kalau data on-chain menunjukkan pertumbuhan yang konsisten, itu bisa jadi sinyal awal bahwa project tersebut layak dilirik untuk investasi jangka panjang.

2. Fokus Pada Beberapa Metrics Utama

Investor institusional atau fund besar biasanya tidak asal pilih project. Mereka punya beberapa metrics kunci untuk mengukur kesehatan sebuah protokol.

Beberapa di antaranya adalah:

  • Revenue to Market Cap: apakah pendapatan yang dihasilkan sebanding dengan valuasinya? Kalau revenue kecil tapi market cap terlalu tinggi, bisa jadi overvalued.
  • Retention & Sticky Liquidity: lihat apakah likuiditas bertahan lama atau hanya numpang lewat karena farming reward. Project yang sehat biasanya bisa mempertahankan dana investor tanpa harus mengobral insentif.
  • User Growth: apakah jumlah pengguna meningkat dari waktu ke waktu? Growth organik lebih berharga dibanding sekadar pengguna musiman yang hanya ikut-ikutan tren.

Dengan fokus ke metrik ini, kamu akan lebih mudah membedakan mana project yang sekadar hype dan mana yang punya fondasi kuat.

3. Pahami Narasi dan Use Case DeFi

Satu hal penting yang sering dilupakan investor baru adalah: DeFi itu luas banget. Ada banyak jenis protokol dengan fungsi berbeda-beda, mulai dari lending, staking, restaking, hingga decentralized exchanges (DEX) dan stablecoins.

Kuncinya adalah memahami narasi yang sedang relevan. Contohnya:

  • Tahun 2020–2021: lending protocol seperti Aave dan Compound jadi primadona.
  • Tahun 2024: restaking mulai booming.
  • Saat ini: inovasi di DEX dan stablecoins lebih banyak dibicarakan.

Jadi, kalau kamu mau mencari project yang punya potensi besar, lihat juga trend yang sedang berjalan. Jangan sampai kamu terlalu fokus pada narasi lama yang sudah kehilangan momentum.

4. Perhatikan Siapa Backers-nya

Di dunia investasi, ada pepatah: “Follow the smart money.” Maksudnya, lihat ke mana investor besar atau venture capital (VC) mengalirkan dananya.

Project dengan backers kuat seperti a16z, Sequoia, atau Binance Labs biasanya lebih punya peluang bertahan. Tapi jangan berhenti di situ selalu cek juga track record tim dan investor. Ada banyak kasus di mana project didukung VC terkenal, tapi ternyata gagal karena eksekusi buruk.

Tips praktis: sebelum masuk ke sebuah project, coba cari tahu siapa saja investor awalnya, bagaimana reputasi tim pengembang, dan apakah mereka punya rekam jejak sukses di project sebelumnya.

5. Jangan Lupa Aspek Risiko

Sebagus apapun project DeFi, risiko tetap ada. Smart contract bisa diretas, regulasi bisa berubah, dan tren bisa bergeser dengan cepat. Oleh karena itu:

  • Jangan taruh semua modal di satu project. Diversifikasi tetap kunci.
  • Selalu gunakan dana dingin (uang yang siap rugi).
  • Pastikan kamu juga punya strategi keluar jangan hanya fokus pada strategi masuk.

Banyak investor baru yang terlalu terpukau dengan potensi return, tapi lupa bahwa di balik peluang besar, ada risiko yang sama besarnya.

Baca Juga : Cara Analisa On-Chain Ala Smart Money untuk Menangkap Naratif Crypto Lebih Cepat

Kesimpulan

Mencari project DeFi yang bagus untuk investasi jangka panjang bukan perkara instan. Kamu perlu mengombinasikan analisa on-chain, fokus pada metrik fundamental, memahami narasi pasar, mengecek siapa backers di belakangnya, dan tentu saja mengelola risiko dengan baik.

Sebagai trader dan investor yang sudah lebih dari 10 tahun berkecimpung di berbagai market, saya bisa bilang: kesabaran dan disiplin adalah kunci utama. Jangan buru-buru FOMO hanya karena melihat hype di media sosial. Gunakan data, analisa, dan pengalaman untuk mengambil keputusan yang lebih bijak.

Kalau kamu konsisten menerapkan strategi ini, peluang untuk menemukan “berlian” di dunia DeFi akan jauh lebih besar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *