Dalam dunia investasi dan trading kripto, salah satu elemen paling krusial yang sering kali menentukan keberhasilan adalah entry point. Sayangnya, banyak pemula yang masuk ke pasar hanya karena ikut-ikutan atau karena FOMO (Fear of Missing Out), tanpa strategi jelas kapan waktu yang tepat untuk membeli aset digital. Padahal, entry yang tepat bisa meningkatkan rasio risk-to-reward secara signifikan.
Baca Juga : 30+ Istilah Trading Crypto yang Wajib Kamu Ketahui untuk Pemula!
Lantas, bagaimana cara agar kita bisa “jago” entry di pasar crypto? Berikut ini panduan lengkap yang bisa kamu praktikkan untuk mendapatkan posisi entry terbaik.
1. Gunakan Indikator Fear and Greed Index
Indikator Fear and Greed (ketakutan dan keserakahan) adalah salah satu alat bantu paling sederhana namun sangat efektif dalam menentukan momen entry terbaik. Ketika indeks menunjukkan kondisi extreme fear, itulah saat di mana banyak pelaku pasar merasa panik, dan harga-harga aset digital cenderung turun signifikan.
Contohnya, saat Bitcoin menyentuh harga $76K dan indeks berada pada kondisi extreme fear, banyak orang justru menjual aset mereka. Namun bagi yang memahami siklus pasar, itu adalah momen emas untuk melakukan entry. Pepatah klasik di pasar finansial mengatakan: “Buy when there’s blood in the streets.”
2. Analisis dengan Timeframe Besar
Jangan terpaku pada grafik 1 jam (H1) atau 4 jam (H4). Trader profesional selalu memulai analisis dari timeframe besar seperti weekly (mingguan) atau monthly (bulanan). Timeframe besar memberikan gambaran yang lebih stabil dan minim noise.
Menggunakan grafik mingguan, kamu bisa melihat tren utama pasar dan menghindari jebakan sinyal palsu yang sering terjadi di timeframe kecil. Ini penting agar kamu tidak salah dalam membaca arah pasar secara keseluruhan.
3. Manfaatkan Indikator Teknis Tambahan
Selain Fear and Greed Index, kamu juga bisa menggunakan indikator teknikal lain seperti:
-
EMA (Exponential Moving Average): untuk mengidentifikasi potensi bottom.
-
Order Block & Supply-Demand Zone: untuk mencari area di mana institusi biasanya masuk ke pasar.
-
RSI (Relative Strength Index): untuk melihat apakah aset sudah berada di zona oversold atau overbought.
Gabungkan analisis teknikal ini dengan struktur market secara keseluruhan untuk memperkuat keyakinan sebelum entry.
4. Strategi Multiple Entry: Tidak Ada Entry yang Sempurna
Penting untuk menyadari bahwa tidak ada satu pun trader yang bisa selalu melakukan entry dengan sempurna. Oleh karena itu, strategi terbaik adalah melakukan multiple entry. Strategi ini membagi total dana investasi menjadi beberapa bagian dan membeli aset dalam beberapa tahapan harga.
Misalnya, jika kamu memiliki dana Rp10 juta, kamu bisa membaginya menjadi empat bagian masing-masing Rp2,5 juta dan membelinya secara bertahap. Dengan strategi ini, kamu bisa memperoleh harga rata-rata yang lebih optimal dan mengurangi risiko terhadap volatilitas pasar.
5. Miliki Mindset Jangka Panjang
Entry terbaik biasanya muncul saat kondisi pasar sedang tak menentu. Namun untuk bisa bertahan dan tetap tenang di situasi seperti ini, kamu perlu memiliki mindset jangka panjang.
Jika kamu percaya pada fundamental aset seperti Bitcoin atau Ethereum, maka beli dan tahan (HODL) adalah strategi yang masuk akal. Kamu tidak perlu terus-menerus melihat harga setiap jam. Fokuslah pada value jangka panjang daripada fluktuasi harian.
Baca Juga : 7 Cara Memahami Bitcoin dengan Benar bagi Pemula dan Investor
Kesimpulan
Menjadi “jago” dalam menentukan entry di pasar kripto bukan soal keberuntungan, melainkan soal strategi, disiplin, dan pemahaman terhadap psikologi pasar. Gunakan indikator seperti Fear and Greed, lihat grafik dengan timeframe besar, manfaatkan alat bantu teknikal, dan terapkan strategi multiple entry agar kamu bisa meminimalkan risiko sekaligus memaksimalkan potensi profit.
Ingat, kesabaran adalah kunci. Di dunia kripto yang sangat fluktuatif, keberhasilan ditentukan bukan oleh siapa yang cepat, tapi siapa yang bertahan dengan strategi yang tepat.