Belakangan ini, dunia trading crypto makin ramai. Banyak yang tergiur hasil instan, apalagi setelah lihat cuan-cuan besar dari teman, influencer, atau grup-grup Telegram. Salah satu fitur yang sering jadi daya tarik adalah leverage. sebelum merugi ketahuilah bahaya leverage di trading crypto untuk pemula.
Baca Juga : Apa itu Decentralized Finance (DeFi): Revolusi Finansial?
Tapi… kalau kamu masih pemula, mending hati-hati dulu. Soalnya, leverage itu bisa jadi pedang bermata dua. Salah langkah, bisa-bisa bukan cuma nggak cuan—tapi modal habis total.
Nah, sebelum kamu ikut-ikutan pasang 50x leverage kayak influencer, yuk kita bahas dulu apa aja sih bahaya leverage di dunia crypto, terutama buat kamu yang baru mulai belajar trading.
1. Risiko Teknis yang Lebih Rumit dari Spot Market
Kalau kamu biasa main spot (beli dan jual aset langsung), kamu pasti tahu kalau mekanismenya relatif simpel. Tinggal beli coin A di harga tertentu, jual saat naik. Selesai.
Tapi begitu kamu masuk ke pasar derivatives atau futures, situasinya beda jauh. Ada istilah kayak margin, liquidation price, funding rate, dan lain-lain yang harus dipahami. Dan semua itu bisa membingungkan banget kalau kamu belum punya cukup pengalaman.
Kesalahan sedikit aja bisa fatal. Misalnya kamu nggak paham batas margin, atau nggak sadar kalau posisi kamu makin dekat ke harga likuidasi. Akibatnya? Ya, posisi kamu bisa langsung “kehapus” dari sistem—dan modal pun lenyap.
2. Risiko Likuidasi: Modal Bisa Hilang Seketika
Nah ini nih yang paling ditakuti semua trader futures: likuidasi. Saat kamu buka posisi dengan leverage tinggi, kamu memang bisa dapet potensi keuntungan yang lebih besar. Tapi jangan lupa, resikonya juga membesar.
Contoh gampang: kalau kamu pakai 10x leverage, artinya kamu bisa kena likuidasi kalau harga bergerak cuma 10% lawan arah posisi kamu. Bayangin, harga turun sedikit aja, kamu bisa langsung kehilangan semua dana yang kamu pakai buat buka posisi.
Dan nggak berhenti di situ. Dalam kasus ekstrim, kalau pasarnya lagi sangat volatile, bahkan dana kamu yang di-wallet bisa ikut terdampak (tergantung platform dan margin mode yang kamu pakai).
Jadi, meskipun terlihat menggiurkan, leverage tinggi itu sama kayak main api di dekat bensin. Bisa untung cepat, tapi juga bisa habis dalam satu candle merah.
3. Trading Dengan Leverage Bisa Bikin Mental Drop
Banyak yang nggak sadar, kalau efek paling besar dari leverage itu bukan cuma soal cuan dan loss—tapi soal psikologi. Ketika kamu pasang posisi dengan leverage besar, kamu jadi gampang banget stres, panik, dan overthinking.
Setiap hari bisa jadi drama baru: chart merah, PNL naik-turun, margin warning, jantung deg-degan. Lama-lama, kamu bukannya produktif, tapi malah jadi orang yang scrolling chart terus sampai lupa mandi.
Ini serius lho. Banyak pemula yang awalnya cuma mau “coba-coba” trading, akhirnya malah kehilangan fokus hidup. Urusan kerjaan, kuliah, sampai hubungan pribadi jadi kacau karena pikiran nggak tenang. Gara-gara PNL minus terus.
4. Mendorong Emosi dan Perilaku Revenge Trading
Ketika kamu loss besar di leverage trading, rasa sakitnya itu nyata. Apalagi kalau kamu lihat layar PNL yang nyala merah, dengan angka minus jutaan rupiah. Sakitnya tuh… bukan cuma di dompet, tapi juga di ego.
Dari sinilah biasanya muncul yang namanya revenge trading. Kamu mulai berpikir:
“Gue harus balikin modal ini secepat mungkin.”
“Tadi kurang banyak size-nya. Kali ini 3x lipat pasti balik!”
Dan akhirnya? Masuk posisi baru dengan leverage dan size lebih besar. Kalau beruntung, mungkin balik modal. Tapi kalau apes—yang sering kejadian—justru tambah rugi dan makin frustasi.
Revenge trading ini semacam jebakan psikologis yang sulit dihentikan kalau kamu udah kecanduan buka posisi. Padahal, justru di sinilah banyak trader pemula “gugur” di medan perang.
Baca Juga : 5 Cara Tetap Cuan di Dunia Crypto Tanpa Leverage
Kesimpulan
Leverage memang alat yang powerful. Kalau dipakai oleh trader yang berpengalaman, hasilnya bisa luar biasa. Tapi buat pemula, leverage sering kali jadi pintu masuk menuju kerugian besar.
Kalau kamu baru mulai belajar crypto, lebih baik fokus di spot market dulu. Pahami cara kerja market, pelajari analisis teknikal, dan bangun strategi yang matang. Setelah itu baru, kalau memang sudah siap mental dan modal, kamu bisa pertimbangkan masuk ke dunia leverage—tapi tetap dengan manajemen risiko yang ketat.
Ingat, di dunia crypto, bukan siapa yang cuan tercepat yang menang. Tapi siapa yang bisa bertahan paling lama. Jadi, bijaklah memilih jalur trading kamu, dan jangan sampai tergoda leverage tinggi tanpa tahu risikonya.