Wallet tracking sudah jadi bagian normal dalam ekosistem crypto — banyak trader dan investor ingin “mengintip” apa yang dilakukan smart money, whales, atau influencer sebelum mengambil keputusan. Membahas langkah praktis agar pemula bisa mulai melakukan wallet tracking dengan aman, efisien, dan bertanggung jawab.
Baca Juga : 5 Cara Mitigasi Risiko di Trading Crypto ala Profesional, Anti Boncos!
1. Gunakan Aplikasi Tracker yang Tepat
Langkah pertama: pilih alat yang sesuai kebutuhan. Beberapa platform populer untuk wallet tracking antara lain Nansen, Arkham, dan DeBank — masing-masing punya fokus berbeda:
- Nansen: kuat untuk mem-follow “smart money” dan menampilkan label wallet yang berpengaruh. Cocok untuk mencari wallet yang konsisten akumulasi.
- Arkham: bagus untuk mapping hubungan antar wallet atau institusi, membantu melihat pola koordinasi.
- DeBank: ideal untuk memantau aktivitas DeFi dan farming secara real-time.
Selain ketiga itu, jangan lupakan block explorers (seperti Etherscan) dan dasbor on-chain lain untuk cross-check. Kombinasikan satu alat utama dengan satu atau dua alat pelengkap supaya tidak bergantung pada satu sumber.
2. Kumpulkan & Kelompokkan Wallet Penting
Salah satu langkah yang sering diabaikan pemula: mengorganisir. Jangan menyimpan daftar wallet secara acak — kelompokkan berdasarkan peran:
- Fund besar / Institusi — cenderung melakukan transaksi besar dan terencana.
- Top trader / Smart money — sering melakukan akumulasi bertahap, punya pola yang bisa dianalisis.
- Influencer / Early adopter — bisa memicu short-term pump.
- Project team / Treasury — penting untuk diperhatikan terkait token unlock dan vesting.
Cara praktis: buat spreadsheet atau watchlist di tool pilihanmu. Catat label, jumlah rata-rata transaksi, frekuensi, dan tipe aktivitas (swap, deposit ke exchange, staking, liquidity add/remove). Dengan data terkategori, kamu bisa menjustifikasi tindakan: apakah ini follow-trade, waktu akumulasi, atau justru sinyal sell?
3. Nyalakan Alert dan Gunakan Bot dengan Bijak
Fitur alert adalah senjata ampuh, tapi juga sumber noise. Tips penggunaan:
- Prioritaskan alert penting — transfer besar ke exchange, penambahan likuiditas atau penghapusan, dan approval kontrak baru.
- Batasi notifikasi — set threshold misal >100 ETH atau >$100k supaya tidak dibanjiri minor transfers.
- Gunakan bot untuk filter — beberapa platform menawarkan webhook atau integrasi Telegram untuk mengirim ringkasan, bukan setiap transaksi.
Ingat: terlalu banyak alert membuat kamu reaktif, bukan proaktif. Susun rule yang memaksa kamu cek konteks sebelum bereaksi.
4. Analisa Pola dan Susun Kemungkinan Entry
Jangan cuma jadi spectator. Setelah menemukan aktivitas menarik, lakukan analisa lanjutan:
- Apakah ini akumulasi bertahap? Wallet yang membeli sedikit demi sedikit cenderung akumulasi jangka panjang.
- Apakah ada transfer ke exchange? Transfer ke exchange sering precede selling.
- Perhatikan timing: apakah pembelian terjadi sebelum event on-chain atau listing baru? Bisa jadi insider move.
- Cek liquidity pool: remove liquidity sering jadi red flag untuk rug-pull atau exit.
Contoh praktik: jika beberapa wallet “top trader” mengakumulasi token A di beberapa hari berturut-turut tanpa transfer ke exchange, itu tanda kuat akumulasi. Namun jika wallet tim project melakukan unlock dan langsung kirim ke exchange — waspadai tekanan jual.
5. Hal Teknis yang Perlu Dipantau (Checklist Singkat)
- Transfer besar antar wallet
- Approvals baru pada kontrak token
- Add/remove liquidity di DEX
- Transfer ke/from centralized exchanges
- Interaksi dengan staking/locking contracts
- Pattern swap berulang menggunakan router DEX tertentu
6. Manajemen Risiko & Etika
- Jangan blind copy: bahkan smart money bisa salah. Selalu gunakan stop-loss dan ukuran posisi yang masuk akal.
- Jaga privasi & etika: tracking on-chain adalah legal, tapi hindari tindakan yang mengarah ke manipulasi pasar.
- Perhatikan biaya: gas fee dan slippage bisa mengubah profitabilitas strategi copy-trade.
- Catat untuk belajar: setiap follow trade baik atau buruk — arsipkan untuk evaluasi.
Baca Juga : Langkah Mudah Mengetahui Utility dari Sebuah Produk Crypto
Kesimpulan
Wallet tracking adalah alat riset yang sangat berguna bila digunakan dengan disiplin: pilih tools yang tepat, kelompokkan wallet secara logis, set alert yang bermakna, dan selalu lakukan analisa lanjutan sebelum ikut posisi. Kunci sukses bukan sekadar mengikuti jejak orang kaya di blockchain — melainkan menggabungkan data on-chain dengan manajemen risiko yang solid.
Kalau kamu mau, saya bisa bantu susun template watchlist di spreadsheet atau contoh rule alert yang bisa langsung dipakai di Nansen/DeBank. Mau lanjut ke itu?