Dalam dunia investasi, baik itu saham, forex, maupun crypto, istilah “asymmetric bet” sudah cukup populer di kalangan investor besar. Sederhananya, konsep ini mengacu pada strategi mencari peluang dengan risiko kecil tapi potensi return yang sangat besar.
Baca Juga : 5 Cara Belajar Crypto dari Nol di 2025 Agar Tidak Tersesat
Ibaratnya, kamu rela mengorbankan 1 untuk kemungkinan mendapatkan 10, 50, atau bahkan 100. Menarik, kan? Tapi tentu saja, menemukan peluang seperti ini bukan perkara mudah. Dibutuhkan pemahaman tentang market, narasi yang sedang berjalan, hingga manajemen risiko yang matang.
Sebagai seseorang yang sudah lebih dari 10 tahun aktif di dunia trading, baik di saham, forex, maupun crypto, saya bisa bilang bahwa asymmetric bet ini memang salah satu konsep paling penting yang dipakai oleh investor kelas dunia. Nah, mari kita bahas bagaimana cara menemukan asymmetric bet khususnya di altcoins.
1. Lakukan Pemetaan Naratif dan Momentum Makro
Market crypto sangat dipengaruhi oleh narasi. Narasi inilah yang mendorong aliran modal, menentukan hype, dan akhirnya membentuk momentum besar. Pemain besar atau smart money tahu betul hal ini, sehingga mereka selalu bergerak sesuai narasi yang sedang hot.
Misalnya, pada 2020–2021 narasi DeFi mendominasi market. Banyak altcoins di sektor ini yang tumbuh ribuan persen karena investor besar masuk berbondong-bondong. Beberapa tahun setelahnya, giliran narasi NFT dan metaverse yang jadi primadona. Dan saat ini, kita mulai melihat munculnya narasi baru seperti AI crypto, restaking, atau bahkan stablecoins inovatif.
Kuncinya: jangan melawan narasi. Kalau kamu terlalu cepat masuk ke narasi yang belum dilirik, sering kali hasilnya sama saja dengan salah. Timing jadi faktor penting di sini. Jadi, pastikan kamu membaca arah besar market dan mengikuti arus momentum makro.
2. Jangan Terpaku pada Harga, Fokus pada Growth
Kesalahan klasik trader pemula adalah terlalu fokus pada harga koin. Padahal harga itu hanya output akhir dari sebuah pertumbuhan fundamental. Investor besar justru lebih fokus pada metrics pertumbuhan seperti:
- Active addresses growth – Apakah pengguna aktifnya meningkat?
- TVL inflow – Berapa besar dana yang masuk ke ekosistemnya?
- DEX liquidity depth – Apakah likuiditasnya cukup dalam untuk menarik investor institusi?
- Smart money flow – Apakah wallet besar atau VC mulai masuk ke project ini?
Dengan melihat pertumbuhan, kamu bisa tahu apakah sebuah project punya masa depan cerah atau hanya sekadar “pump and dump”. Jadi, kalau ada altcoin yang kelihatannya murah tapi pertumbuhannya stagnan, itu bukan asymmetric bet. Sebaliknya, altcoin dengan potensi pertumbuhan pengguna dan ekosistem bisa jadi kandidat yang jauh lebih menarik.
3. Lakukan Valuasi Relatif
Di dunia saham, kita mengenal istilah PER (Price-to-Earnings Ratio) atau PBV (Price-to-Book Value) untuk mengukur valuasi. Nah, di crypto, investor besar juga punya cara sendiri, salah satunya dengan valuasi relatif.
Contohnya:
- Market cap / TVL → semakin rendah, biasanya project dianggap undervalued.
- Market cap / revenue → bisa jadi pembanding antar project dengan model bisnis serupa.
Dengan pendekatan ini, kamu bisa menemukan altcoins yang sebenarnya punya nilai fundamental tinggi tapi masih “salah harga” di mata market. Dan percaya deh, salah harga inilah yang sering jadi sumber asymmetric bet.
4. Manajemen Risiko yang Ketat
Di balik cerita return 1000% atau lebih, jangan lupa bahwa risiko di crypto juga sangat ekstrem. Itulah kenapa manajemen risiko wajib jadi bagian dari strategi.
Seperti yang sering saya bilang ke banyak trader: “Kamu nggak bisa berharap profit 1700% kalau nggak siap tahan drawdown 80%.” Pertanyaannya adalah: berapa banyak modal yang siap kamu pertaruhkan?
Prinsipnya sederhana:
- Jangan all-in ke satu altcoin, berapapun yakinnya kamu.
- Batasi eksposur di level 2–5% dari total portofolio untuk setiap asymmetric bet.
- Diversifikasi ke beberapa narasi berbeda, tapi jangan terlalu banyak juga sampai sulit dipantau.
Kalau kamu masuk dengan porsi kecil tapi ke project yang punya potensi besar, maka kamu bisa tidur lebih tenang. Kalau gagal, kerugiannya kecil. Kalau sukses, imbal hasilnya bisa menutupi kegagalan beberapa posisi lain.
5. Kesabaran Adalah Bagian dari Strategi
Satu hal yang sering dilupakan adalah waktu. Asymmetric bet bukan berarti kamu dapat untung instan. Kadang butuh berbulan-bulan, bahkan tahunan, sebelum market benar-benar menyadari nilai sebuah project.
Investor besar paham hal ini. Mereka rela menahan posisi cukup lama asalkan narasinya masih relevan dan growth masih berjalan. Jadi, jangan buru-buru keluar hanya karena harga nggak gerak dalam beberapa minggu.
Baca Juga : 5 Cara Mencari Project DeFi yang Bagus untuk Investasi Jangka Panjang
Kesimpulan
Menemukan asymmetric bet di altcoins bukan soal hoki atau sekadar ikut-ikutan. Ini soal membaca narasi besar, menilai pertumbuhan fundamental, menghitung valuasi relatif, dan mengelola risiko dengan disiplin.
Kalau semua faktor itu dipadukan, kamu bisa menemukan peluang yang benar-benar berpotensi mengubah portofolio. Ingat, di dunia crypto risiko memang besar, tapi justru di situlah peluang luar biasa itu muncul.
Jadi, sebelum mengejar altcoin hanya karena hype sesaat, tanyakan pada diri sendiri:
“Apakah ini benar-benar asymmetric bet, atau hanya ilusi profit cepat?”